Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the zakra domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /www/indo/38.181.62.171/wp-includes/functions.php on line 6121
LGOJEK11 – Lahm Antusias Nantikan Final Liga Champions yang Berbeda – LGOJEK11

LGOJEK11 – Lahm Antusias Nantikan Final Liga Champions yang Berbeda

MADRID, SPAIN - SEPTEMBER 28:  Philipp Lahm of Bayern Muenchen applauds the fans after  the UEFA Champions League group D match between Club Atletico de Madrid and FC Bayern Muenchen at the Vicente Calderon Stadium on September 28, 2016 in Madrid, Spain.  (Photo by Denis Doyle/Getty Images)
Mantan kapten Bayern Munich Philipp Lahm antusias dengan duel PSG vs Inter Milan. (Foto: Denis Doyle/Getty Images)


Jakarta

Bagi Philipp Lahm, final Liga Champions musim ini layak dinantikan dengan antusias. Ada hal yang berbeda dan menarik dari duel kali ini.

Final Liga Champions musim ini mempertemukan wakil Prancis, Paris Saint-Germain, dengan tim Italia Inter Milan. Keduanya akan coba mematahkan puasa panjang negara masing-masing di kompetisi tersebut.

Prancis terakhir kali punya tim yang juara di musim perdana era Liga Champions, yakni 1992/1993 kala Marseille menaklukkan AC Milan. Sementara Italia terakhir kali diwakili Inter, saat jadi kampiun pada 2009/2010.


Gelandang legendaris Bayern Munich Philipp Lahm menyebut itu jadi salah satu alasan final kali ini layak dinantikan. Juga, perkara dominasi Real Madrid dan Manchester City dalam empat musim terakhir.

“Liga Champions harus bervariasi, kalau tidak ya tidak seru. Baru-baru ini, dua klub mendominasi kompetisi. Tidak ada final tanpa Real Madrid atau Manchester City selama empat tahun, dan tidak ada pemenang lain dalam tiga tahun,” ungkap Lahm dalam kolomnya di Guardian.

“Dan sejak 2014, Spanyol atau Inggris selalu juara. Satu-satunya pengecualian adalah Bayern Munich, tapi mereka diuntungkan keadaan pandemi di 2020.”

“Pada Sabtu nanti akan ada pemenang berbeda di Munich, dari negara yang berbeda. Paris St Germain menghadapi Inter. Prancis melawa Italia di final, itu jarang terjadi.”

“Serie A, yang pernah menjadi liga terbaik di dunia, belum memenangi titel lagi selama 15 tahun dan Ligue 1 terakhir kali punya pemenang pada 1993, pada musim perdana Liga Champions kala itu, Marseille mengalahkan Milan. Sejak saat itu hanya ada dua final dengan klub Prancis, Monaco kalah di 2004 dan PSG di 2020,” imbuhnya.